Sabtu, 15 Oktober 2011

gunungan


GUNUNGAN gunu=zn\
Kalau kita melihat pagelaran wayang kulit, pasti akan melihat gunungan sering juga disebut kayon.
Dinamakan gunungan karena bentuknya mirip sepucuk gunung yang mencuat tinggi ke atas. Adapun kita melihat gunungan yaitu pada saat pakeliran belum di mulai. Gunungan ditancapkan tegak lurus di tengah kelir pada batang pisang bagian atas. Tetapi jika pakeliran sudah dimulai, maka gunungan ditancapkan pada simpingan bagian kanan dan kiri.
Gunungan terdapat pada setiap pagelaran wayang misalnya:
Wayang purwa, wayang gedog, wayang krucil, wayang golek,wayang suluh,dan sebagainya.
Tetapi gambar gunungan kalau kita lihat juga banyak dijadikan simbol atau suatu lambang.
Contoh:
Dalam lingkungan hidup atau disebut kalpataru digambarkan lambang sebuah kayon.
Untuk lebih mengetahui, maka dapat kita pelajaari tentang gunungan lebih jauh.
Jenis kayon atau gunungan ada dua macam:
  1. Kayon gapuran
  2. Kayon blumbangan
Adapun ciri kayon gapuran adalah sebagai berikut:
  1. Bentuk ramping
  2. Lebih tinggi dari kayon blumbangan
  3. Bagian bawah berlukiskan gapura
  4. Samping kanan dan kiri dijaga dua raksasa kembar yaitu Cingkarabala dan Balaupata
  5. Bagian belakang berlukiskan api merah membara
Adapun ciri kayon blumbangan adalah sebagai berikut:
  1. Bentuk gemuk
  2. Lebih pendek dari kayon gapuran
  3. Bagian bawah berlukiskan kolam dengan air jernih
  4. Di tengah ada gambar ikan berhadap-hadapan di tengah kolam
  5. Bagian belakang berlukiskan api berkobar merah membara biasanya juga ada lukisan kepala makara.
Gunungan di dalam pagelaran wayang kulit, mempunyai kegunaan yang penting sekali. Adapun guna kayon adalah sebagai berikut:
  1. Tanda dimulainya pentas pedalangan dengan dicabutnya kayon lalu diletakkan pada simpingan kanan dan kiri.
  2. Tanda pergantian adegan atau tempat
  3. Untuk menggambarkan suasana
  4. Untuk menggambarkan sesuatu yang tidak ada wayangnya
  5. Untuk pergantian waktu
  6. Menggambarkan air,api,angin
  7. Tanda berakhirnya pentas pakeliran yaitu dengan menancapkan kayon di tengah-tengah
Gambar kayon di dalamnya berlukiskan:
  1. Rumah atau balai yang indah dengan lantai bertingkat tiga
  2. Dua raksasa kembar lengkap dengan perlengkapan jaga pedang dan tameng
  3. Dua naga kembar bersayap dengan dua ekornya habis pada ujung kayon
  4. Gambar hutan belantara dengan suburnya dengan kayu yang besar penuh dengan satwanya
  5. Gambar macan berhadapan dengan banteng
  6. Pohon besar yang tinggi dibelit ular besar dengan kepala berpaling ke kanan
  7. Dua kepala makara di tengah pohon
  8. Dua ekor kera dan lutung sedang bermain di atas pohon
  9. Dua ekor ayam hutan sedang bertengger di atas pohon
Jadi kesimpulannya gambar kayon di dalamnya sudah melambangkan seluruh alam raya beserta isinya mulai dari manusia sampai hewan serta hutan dan perlengkapannya.
Keterangan tentang kegunaan kayon:
  1. Telah jelas
  2. Tanda pergantian adegan atau tempat
    Contoh :
    Setelah adegan Astina akan diganti adegan Amarta biasanya diawali dengan memindah kayon atau memutar kayon lalu ditancapkan pada posisi semula
  3. Untuk menggambarkan suasana
    Contoh:
    Suasana sedih dalam suatu adegan, kayon digerak-gerakkan diikuti cerita dalang
  4. Untuk menggambarkan sesuatu yang tidak ada wayangnya
    Contoh:
    Suatu ajian yang dikeluarkan dari badan tokoh wayang. Dewa tertinggi yang tidak ada wayangnya misal Sang Hyang Wenang dan sebagainya
  5. Untuk pergantian waktu
    Contoh:
    Dari patet nem ke patet sanga ditandai dengan perubahan letak kayon. Misal dari kayon condong ke kiri dirubah gerak tegak lurus.
  6. Karena gambar air, angin,api tidak ada, maka dapat diganti dengan kayon