Sabtu, 15 Oktober 2011

Ka’bah


 

Ka'bah Rumah Tua Yang Suci


 

Allah SWT. Berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 125: "Dan ingatlah ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, i'tikaf, ruku, dan sujud." Kemudian Allah SWT berfirman lagi pada ayat 127 surat Al Baqarah: "Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan dasar-dasar Baitullah bersama Ismail seraya berdoa:"Ya Tuhan Kami terimalah dari pada kami amalan kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Dari kedua ayat ini dapat kita ambil penjelasan bahwa yang pertama sekali menegakkan dinding Ka'bah yang suci sebagai tempat beribadah bagi manusia adalah nabi Ibrahim dan anak sulung beliau yang bernama nabi Ismail.

Akan tetapi, menurut beberapa hadits sebenarnya lantai dasar Ka'bah (fundasi Ka'bah) telah ada jauh sebelum manusia dikirim Allah SWT. ke dunia ini. Fundasi ini dibangun oleh para malaikat yang diutuskan Allah ke dunia ini. Kemudian tempat ini juga digunakan oleh nabi Adam AS., istri beliau, Hawa, serta anak cucu beliau semuanya untuk beribadah kepada Allah. Hanya saja dinding yang kokoh dari fundasi ini dibangun oleh nabi Ibrahim AS. dan nabi Ismail AS..

Dengan demikian Ka'bah adalah sebuah rumah kuno (Baitul 'Atiq) yang pertama sekali dibangun di dunia ini sebagai tempat beribadat menyembah Allah SWT..

Beberapa orang Orientalis membantah keberadaan Ka'bah sebagai tempat ibadah yang menyembah Tuhan Yang Tunggal menurut ajaran nabi Ibrahim, dengan alasan di sekitar Ka'bah belakangan penuh dengan berhala dan manusia yang mengabdikan diri kepada berhala-berhala tersebut. Padahal kehadiran berhala-berhala tersebut terjadi setelah wafatnya nabi Ibrahim dan nabi Ismail. Apalagi pada abad-abad tersebut memang terbukti telah datang nabi-nabi lain di sekitar Arabia yang juga menyeru pada Tuhan Yang Tunggal.

Nabi-nabi tersebut adalah Hud AS. diutus kepada kaum 'Ad yang tinggal di utara Hadhralmaut, juga nabi Shaleh AS. yang diutus pada kaum Tsamud yang tinggal di daerah Hijr antara Hijaz dan Syam. Kemudian nabi Syu'aib yang diutus kepada bangsa Madyan, di daerah Hijaz, dekat Jordania sekarang. Para utusan ini seharusnya juga menjadi bukti bahwa di daerah jazirah Arab memang pernah bertubi-tubi disebarkan ajaran tauhid. Dan, seandainya tersebar kembali ajaran kemusyrikan sesudah mereka, tidaklah berarti ajaran agama tauhid tidak pernah wujud disitu.


 

Ka'bah Sebagai Pusat peribadatan

Secara turun temurun Ka'bah tetap berfungsi sebagai pusat peribadatan bangsa Arab, baik mereka yang menyembah Tuhan yang Tunggal ataupun mereka yang sudah terpengaruh dengan agama musyrik. Sedangkan orang yang mendapat kehormatan sebagai penjaga ka'bah adalah mereka yang memang terpandang dari segi keturunan, harta, akhlak dan prilaku dalam keseharian.

Jabatan menjaga ka'bah tetap dipegang nabi ismail dan keturunan beliau dari suku Jurhum selama berabad-abad. Meskipun Mekkah pernah dikuasai oleh bangsa Amalekit, akan tetapi penguasaan atas Ka'bah tidak pernah bergeser dari keturunan Nabi Ismail AS. Sampai sekitar pertengahan abad kelima, pimpinan Quraisy bernama Qushay telah memegang jabatan penting dalam masyarakatnya, termasuk jabatan mengurus Ka'bah ini.

Ada beberapa jabatan penting kala itu, antara lain: hijaba, yaitu penjaga pintu Ka'bah, Siqaya, pemberi minum para penziarah ka'bah,Rifada, memberi makanan kepada penziarah, Nadwa, pimpinan rapat besar kaum Quraisy, Liwa', penancap bendaera perang, dan Qiyada, yaitu pimpinan pasukan perang. Pada abad kelima semua jabatan ini pernah dipegang oleh Qushay seorang diri. Qushay ini adalah nenek nabi Muhammad SAW pada generasi kelima. Lengkapnya Muhammad bin Abdullah,bin
Abdul Muthallib, bin Hasyim,bin Abdi manaf, bin
Qushay.

Kelak jabatan ini dibagi dua antara keturunan Abdi Manaf dengan Abdid- Dar sampai datangnya Islam.

Ka'bah akhirnya menjadi kiblat umat Islam dalam menjalankan ibadah sholat sehari-hari. Meskipun ketika dikuasai kaum Kuffar bertaburan patung-patung sesembahan mereka di dalam dan diluar Ka'bah, namun kaum muslimin saat itu tetap menjadikan Ka'bah sebagai kiblat dalam sholat.

Pernah kiblat berpindah menghadap Baitul Maqdis di Palestina saat nabi telah hijrah ke Palestina selama 16 atau 17 bulan, namun, kemudian atas perintah Allah dalam al Qur'an surat Al Baqarah ayat 144, kiblat kembali di arahkan ke ka'bah yang suci ini.

Akhirnya, setelah Islam menguasai Ka'bah seluruh patung-patung kaum musyrikin dibersihkan dari sana. Dan sejak itu secara abadi, Ka'bah menjadi kiblat umat Islam sedunia. Sampai-sampai mayat kaum muslimin dalam kuburpun dibaringkan menghadap kepadanya.