Minggu, 23 Oktober 2011

PARA DEWA



 

PARA DEWA (DEWA-DEWA)


Jumlah dewa dan dewi dalam pewayangan sangat banyak, di sini akan disebutkan hanya nama dewa dan dewi yang sering digunakan dalam lakon wayang.
BATARA GURU *tr&uru

Nama lain:
  1. Hyang Jagat Pratingkah
  2. Sang Hyang catur Buia
  3. Sang Hyang Munikmaya
Tempat :
Kayangan Jonggirikaelasa
Istri:
Dewi Uma
Anak:
  1. Batara Indra
  2. Batara Bayu
  3. Batara Wisnu
  4. Batara Brahma
  5. Batara Kala
  6. Batara Sakra
  7. Batara Mahadewa
  8. Batara Asmara
Ayah dari Batara Guru adalah Hyang Tunggal.
Keterangan:
Batara Guru adalah Dewa yang merajai kayangan serta menguasai alam.
Batara Guru pada saat dilahirkan berwajah tampan serta tanpa cacat
Karena kecongkakannya dan merasa bangga dengan ketampanan wajahnya, akhirnya dia menerima hukuman dari Hyang Tunggal serta dewa yang agung dengan bertangan empat, bercaling, dan leher berwarna biru. Hal ini adalah buah dari perbuatannya. Batara Guru di dalam ceritera padalangan, sering mengganggu dunia dengan menyamar menjadi manusia ingin menghancurkan Kyai Semar dan Pandawa, tetapi selalu kalah dengan kebajikan dan kejujuran yang akhirnya Hyang Guru minta maaf dan kembali ke kahyangan.

 

BATARA NARADA     *tr !rf

Nama lain : Kanekaputra @[nkput]

Tempat     : Kayangan Sudukpanggudaludal


Batara Narada adalah ketua dari para dewa, ia bertugas memimpin para dewa serta dewa yang dimintai pertimbangan oleh Batara Guru dalam segala hal. Tugas yang lain adalah menyampaikan anugrah pada manusia serta mengamati kejadian di dunia.
Asal mulanya Batara Narada berparas elok dan sakti, dia ingin mengalahkan para dewa maka ia bertapa terus sehingga ia bertemu Batara Guru. Setelah terjadi perbantahan diantara keduanya, Batara Guru kalah. Akibatnya Batara Guru selalu memanggil kakang kepada Batara Narada. Batara Narada akhirnya berwajah buruk serta berbadan cebol, karena pada suatu ketika mendapat umpat dari Batara Guru sehingga parasnya berubah jelek.
Batara Narada selalu melaksanakan tindak kebajikan dan kebenaran, maka, ketika Batara Guru bertindak salah selalu dilawannya.

 


 


 


 

BATARI DURGA
*trifu/g

Tempat : Hutan Setra Gandamayit
Suami   : Batara Kala
Bentuk : Raseksi yang ganas dan bengis


Batari Durga dahulu adalah seorang putri yang cantik jelita berujud bidadari bernama Dewi Uma. Ia sangat dicintai oleh Hyang Guru. Peristiwa itu terjadi pada saat Hyang Guru sedang rekreasi naik lembu Nandini melihat keindahan Jagad Raya karena asyiknya, Batara Guru timbullah nafsu asmaranya dengan Dewi Uma. Tetapi Dewi Uma tidak mau karena sedang naik lembu Nandini. Karena Batara Guru sangat nafsunya, maka kamanya jatuh di laut. Yang akhirnya lahirlah Batara Kala. Setelah kejadian itu Dewi Uma diajak pulang. Di kayangan, Batara Guru memarahi Dewi Uma, karena sangat marahnya, Betari disabda menjadi rakseksi yang bengis dan disuruh ke hutan Setra Gandamayit.
Mari kita kembali pada kejadian masa lalu, pada saat Batara Guru akan memaksa Batari Uma. Maka Batari Uma mengutuk sikap Batara Guru seperti bagaikan raksasa. Maka jadilah Batara Guru mirip raksasa dan memiliki caling.
Atas kejadian itu Batara Guru merasa masygul hatinya. Akhirnya Batari Durga dapat kembali berwujud seperti sedia kala setelah diruwat oleh satria bungsunya Pandhawa yaitu Raden Sadewa. Maka lakon itu disebut lakon Sudamala atau Durga ruwat.
Di hutan Setra Gandamayit, Batari Durga memerintah para jim (jin), iblis,banaspati, gandaruwo, engklek-enklek balung antandak dan sejenisnya.

 

BATARA BRAHMA *tr*]hm

Tempat        : Kayangan Deksina ( di dalam pedhalangan sering di sebut kayangan Argadahana )
Ayah            : Batara Guru
Istri              : Dewi Saraswati
Ibu               : Batari Uma
Kesaktian     : Menguasai api
Batara Brahma adalah dewa yang menguasai api. Batara Brahma pernah memberi pusaka Alugara dan Nanggala kepada Raden Kakrasana pada saat ia bertapa di di pertapan Arsonya. Maka seolah olah Hyang Brahma adalah guru dari Raden Kakrasana. Maka kalau kita melihat bentuk wayang Prabu Baladewa , Raden Kakrasana mirip dengan bentuk wayang Batara Brahma. Batara Brahma sering mengikuti perjalanan Batara Guru ke Ngarcapada ( Bumi ) menjelma menjadi raja seberang dengan nama samaran, misal Prabu Dewa Pawaka atau yang lainnya. Dia selalu ingin berbuat onar di dunia. Tetapi selalu dapat digagalkan oleh semar. Kehendaknya yang ingin memusnahkan Pandhawa atau mengacau di dunia selalu tak berhasil. Juga dapat dilihat dalam lakon lahirnya Wisanggeni.

Tujuan Batara Brahma akan menceraikan Dewi Dresanala dengan Raden Arjuna dan akan dikawinkan dengan Dewa Srani. Hal dapat dicegah oleh Semar dan para Pndhawa.
Jadi kesimpulannya, bahwa semua ulah dewa jika salah pasti akan kalah oleh tindak manusia yang benar.

 

BATARA INDRA
*trInf]

Tempat            : Kayangan Jonggirisaloka
Anak               : Dewi Tara
                         DewiTari
                         Dewi Gagar Mayang
                         Batari Supraba dan masih banyak lagi yang berwujud bidadari
Ayah                : Batara Guru
Ibu                   : Batari Uma
Kesaktian         : Batara Indra mempunyai kekuasaan memerintah para dewa atas perintah Hyang Guru. Batara Indra mempunyai keahlian berperang dan banyak mempunyai panah sakti.
Batara Indra mempuyai kekuasaaan atas tempat para dewa dan para bidadari di sorga. Selain itu, sering memberikan nugraha atau hadiah kepada siapa yang gemar bertapa dan membantu ketentraman di dunia serta permintaan titah yang sedang bertapa. Sebagai contoh : Raden Arjuna mendapat panah Pasopati sebagai panah sakti akibat dari dia bertapa dan membantu atas ketentraman di kayangan, sehingga panah tersebut berguna dalam perang besar Bharatayudha.






BATARA ANTABOGA *trAnT[bog

Tempat            : kayangan Sabtapratala atau Saptabumi
Anak               : Dewi Nagagini


Batara Antaboga adalah dewa ular maka juga bisa beralih wujud menjadi naga yang besar. Hyang Antaboga mempunyai putri yang cantik jelita yang diperistri oleh Raden Werkudara. Peristiwa ini terjadi pada saat Pandhawa ditipu Kurawa diajak berkumpul dan berpesta. Tiba-tiba tempat itu dibakar oleh para Kurawa, dalam pedhalangan dalam lakon Bale Sigalagala. Pandhawa tidak mati karena ditolong oleh garangan putih yaitu kejadian dari Hyang Antaboga. Akhirnya Pandhawa selamat dan Werkudara dikawinkan dengan Dewi Nagagini mempunyai keturunan Raden Hanantareja.

 

BATARA KAMAJAYA *tr@mjy

Tempat            : Kayangan Cokrokembang
Putra dari        : Batara Ismaya ( Semar )
Istri                 : Batari Ratih


Dewa ini berparas elok serta selalu rukun bersama istrinya. Maka dari itu oleh orang jawa dijadikan kegemarannya (idam-idaman ) sampai pada cita-citanya, kalau mempunyai anak diharapkan berwajah elok dan rupawan. Hal ini terbukti di dalam acara tujuh bulan bayi dikandung diadakan upacara "mitoni" yang dilambangkan pada cengkir (kelapa muda) berlukiskan Batara Kamajaya dan Batari Ratih.







 

BATARA SURYA *tr$u/y

Putra dari           : Batara Ismaya ( Semar )
Kekuasaan        : Dewa matahari


Batara Surya adalah dewa yang menguasai gerak matahari. Serta dalam lakonnya Lahirnya Karna, Betara Surya merupakan salah satu dewa yang menurunkan Raden Suryaputra dengan ibunya yakni Dewi Kunthi.














BATARA BAYU *tr*yu

Tempat                : Kayangan Panglawung
Ayah                   : Batara Guru
Ibu                      : Dewi Uma
Istri                     : Dewi Sumi
Golongan putra Dewa Bayu     :
                  Batara Bayu
                 Hanuman
                 Werkudara
                 Wil Jajalpaweka
                 Liman Setubanda
                 Sarpa Nagakuawara
                 Garuda Mahambira
                 Begawan Maenaka
Kesaktian            : Batara Bayu mempunyai kesaktian angin dan ia menjadi dewanya hewan, raksasa, dan manusia.
Batara Bayu pernah menjadi raja di Mayapada di negara Medanggora, bergelar Prabhu Bima, dan beliaulah yang menurunkan para raja di negara Pancala. Pada cerita pedhalangan dalam lakon Bima bungkus. Di situ terlukis, putra Pandu yang masih berada dalam keadaan terbungkus, sebelum bayi berwujud sebagai layaknya bayi biasa. Batara Bayu telah masuk ke dalam bungkus sang bayi dan memberinya busana seorang ksatria.

 

BATARA WISNU *trwisNu

Tempat            : Kayangan Uttarasagara
Ayah               : Batara Guru
Ibu                  : Dewi Uma
Istri                 : Dewi Pertiwi
Kesaktian        : dapat berubah wujud menjadi apa saja
             Memiliki senjata yang ampuh bernama senjata cakra
Batara Wisnu mempunyai tungangan seekor burung garuda bernama Birawan, beliau adalah seorang dewa yang suka memelihara ketentraman mayapada dari ancaman para angkara murka, semua itu terbukti beberapa kali ia menitis kepada para raja dan ksatria atau berwujud apa saja, guna menumpas angkara murka. Seperti terlukis dalam cerita Ramayana, disini Batara Wisnu berwujud Prabu Ramawijaya yang menumpas Prabu Rahwana beserta balatentaranya, dan Batara Wisnu selalu menjadi musuh Batara Kala, ini sebagai lambang Budi Wening dan angkara murka.

 


 

BATARA KALA *tr@l

Tempat            : Kayangan Selamangumpeng
Putra                : Batara Guru
Istri                  : Batari Durga
Batara Kala lahir dari kama salah yang jatuh di laut saat Batara Guru rekreasi dengan Batari Uma ( lihat Batari Durga ). Batara Kala dilahirkan wujud api yanag menyala berkobar-kobar yang makin lama semakin membesar. Hal ini membuat gara-gara di Suralaya. Sehingga para dewa diperintahkan oleh Batara Guru untuk memadamkan api tersebut, tetapi tidak mati malahan semakin besar dan berubah wujud menjadi raksasa kecil yang semakin lama semakin besar naik ke Suralaya menanyakan siapa bapaknya.
Karena Hyang Guru khawatir Kala akan membuat onar kayangan, maka Batara Guru mengakui kalau Kala adalah anaknya. Maka diberi nama Batara Kala. Kemudian Batara Kala minta makanan , Batara Guru mengatakan makanannya khusus yaitu;
  1. Ontang-anting yaitu anak semata wayang
  2. Pandhawa/ pandhawi yaitu anak lima lelaki semua atau lima perempuan semua
  3. Kedana-kedini yaitu anak dua yang satu lelaki dan saudaranya perempuan
Itulah makanan Batara Kala . untuk menhindari menjadi mangsa Batara Kala, harus diadakan upacara ruwatan. Untuk lakon-lakon seperti itu, dalam pedhalangan disebut lakon Murwakala atau lakon ruwatan. Dalam lakon pedhalangan Batara Kala, selalu beusaha memakan Pandhawa, karena itu adalah salah satu makanannya. Tetapi selalu gagal karena Pandhawa selalu dekat dengan titisan Wisnu yaitu Prabu Kresna.

 

BATARA YAMADIPATI *trymfipti
Tempat     : Kayangan Argodumilah
Ayah         : Semar






Batara Yamadipati adalah dewa yang bertugas mencabut nyawa dan menjaga neraka. Adapun wajah Yamadipati berbentuk manusia dan wajah raksasa yang mengerikan. Yamadipati juga terseret pada perbuatan yang tidak benar. Tetapi dia sering menyadari bahwa perbuatannya salah maka dia kembali belok pada kebenaran.